Para pembaca yang baik hati, bacalah sedikit renungan ini. Semoga anda dapat mengambil sedikit hikmah di dalamnya.
Pikiran selalu mengalahkan kata hati, tetapi ada kalanya pikiran juga terkalahkan oleh kata hati. Ketika seseorang mulai lelah dengan rutinitas yang ia lakukan (dalam hal yang baik dan tentunya di jalan Allah SWT) terkadang ia berpikir "Mengapa aku harus melakukan semuanya? Ini tidak adil, aku melakukan hal-hal yang diperintahkanNya. Namun apa yang Tuhan berikan kepadaku?. Sama saja hasil kerja kerasku ini tidak membuahkan hasil, nihil, nol, kosong!". Namun kita tidak boleh putus asa hanya dengan hal sekecil ini. Kita harus selalu mendekatkan diri kepadaNya, dan ketika itu pulalah hati kecil kita berbicara tentang apa yang harus kita hadapi. "Ku akui, selama ini aku melakukan perintahNya. Namun tak kusadari, aku pasti selalu membuat kesalahan. Ya, kesalahan kecil ataupun besar. Tenanglah, itu hanya teguran kecil yang Tuhan berikan kepada kita. Jangan pernah berfikir bahwa Tuhan itu tidak adil. Kau tidak pernah menyadari, bahwa nafas yang sepersekian detik selalu kau hembuskan, kesehatan yang tiada tara dan makanan/minuman yang selalu kau nikmati. Itu sama halnya seperti barang yang harus kau bayar, memang Allah itu tidak meminta kau membayar semuanya. Tapi, apa kamu mau hidup tanpa tanda terimakasih sedikitpun kepada Allah? Sadarlah, bahwa penderitaanmu tak seberat apa yang temen-temanmu alami di luar sana". Jadi bisa saja dikatakan pikiran merupakan nafsu yang tidak atau dapat dikendalikan, namun kata hatilah penangkal yang baik untuk itu.
Lakukanlah hal-hal yang berguna, walau hanya sebesar debu. Karena di setiap langkahmu, Allah selalu ada mendampingimu. Itu artinya sekecil apapun yang kau lakukan, Allah akan mengetahuinya dan Allah akan membalas semuanya dengan hal-hal yang tentunya tak akan kau duga sebelumnya.
Translate
Rabu, 13 Agustus 2014
Sabtu, 02 Agustus 2014
Aku Bertahan
Aku benar-benar merasakannya lagi. berkah yang tiada henti membanjiri kehidupan keluarga kami .. dan aku bersyukur atas rahmat-Nya.
Setiap saat aku meyakinkan diri bahwa Allah memang telah memberikan aku seorang ayah terbaik didunia—setidaknya untukku.
Seorang ayah dengan segala kebaikan hati, kesabaran, ketabahan, kesetiaan, dan memiliki kasih sayang yang merata pada dua orang putrinya. Seorang ayah yang dengan pengetahuannya mendidik anak-anaknya. Seorang ayah yang dengan jiwa besarnya menerima segala perbedaan diantara anak-anaknya. Seorang ayah yang ... yang sangat luar biasa.
Maha Besar Allah yang sudah mengirimkan penenang dalam setiap tutur kata ayah bagiku. Masih banyak sikap yang harus kubenahi setiap harinya dan perasaan ini yang membuatku terus menerus untuk selalu mengingatkan diri bahwa aku masih mempunyai kedua orangtua yang harus kupatuhi dan kudengar nasihatnya.
Tidak mudah mendapat seorang ayah seperti ayah, kenyataan itu sangat membuatku seakan terlahir seperti anak yang istimewa didunia ini. Sungguh.
Ayah yang tengah kupandangi saat ini adalah sosok teladan yang harus kami contoh sebagai anaknya.
Kau tahu? ayah itu istimewa. Ia memiliki kelebihan yang jarang ditemukan dalam diri orang lain. Akupun tidak. Ya mungkin tidak perlu kujelaskan akan hal itu.
Dan satu lagi anugerah hidupku sepanjang masa. Ibu. wanita yang kuat didunia ini. Wanita memang makhluk kuat yang Allah ciptakan bahkan jika laki-laki merasakan apa yang wanita rasakan aku yakin mereka pasti sudah mengakhiri hidupnya saat itu juga. Dan seorang ibu, wanita dengan segala kelembutan hatinya yang Allah titipkan untuk dijaga perasaannya. Bahkan seorang ibu bisa menjadi wanita pemberani untuk melindungi segala hal yang memang harus dilindunginya. Seorang ibu akan mengeluarkan semua keberaniannya bahkan melebihi keberanian seorang ayah jika memang itu dibutuhkan. Dan itulah yang aku lihat dari sosok ibuku. Wanita tegar, dan wanita yang hebat. Ibu mampu menerima segala kekurangan ayah, aku yakin wanita lain pasti sulit melakukan hal yang sama seperti ibu, tapi itulah ibuku.
Saat ini— jika mengingat semua hal tentang ayah dan rasa sakitnya—hanya untuk saat ini saja aku merasa jantungku berhenti berdetak, tenggorokanku seakan tercekat dan mataku seperti menolak menahan air mata yang sudah ingin melompat dari sana. Aku ingin menangis menjerit-jerit. Ingin menolak bantahan akal sehatku, ingin melakukan sesuatu yang berlawanan dengan sifatku. Tapi sekali lagi, karena mereka aku bertahan. Kau tahu kan, seseorang yang sedang sekarat sekalipun masih bisa bertahan seratus kali diluar batas kemampuannya hanya untuk orang yang dikasihinya? Ya mungkin seperti itulah yang kurasakan seperti saat ini.
Sayangi mereka, seperti mereka menyayangimu. Jagalah mereka, seperti mereka menjagamu. Percayalah, kedua orangtuamu adalah hadiah terhebat yang Allah berikan untukmu sepanjang perjalanan hidupmu.
~Nabila Fauziah Akbar~
Setiap saat aku meyakinkan diri bahwa Allah memang telah memberikan aku seorang ayah terbaik didunia—setidaknya untukku.
Seorang ayah dengan segala kebaikan hati, kesabaran, ketabahan, kesetiaan, dan memiliki kasih sayang yang merata pada dua orang putrinya. Seorang ayah yang dengan pengetahuannya mendidik anak-anaknya. Seorang ayah yang dengan jiwa besarnya menerima segala perbedaan diantara anak-anaknya. Seorang ayah yang ... yang sangat luar biasa.
Maha Besar Allah yang sudah mengirimkan penenang dalam setiap tutur kata ayah bagiku. Masih banyak sikap yang harus kubenahi setiap harinya dan perasaan ini yang membuatku terus menerus untuk selalu mengingatkan diri bahwa aku masih mempunyai kedua orangtua yang harus kupatuhi dan kudengar nasihatnya.
Tidak mudah mendapat seorang ayah seperti ayah, kenyataan itu sangat membuatku seakan terlahir seperti anak yang istimewa didunia ini. Sungguh.
Ayah yang tengah kupandangi saat ini adalah sosok teladan yang harus kami contoh sebagai anaknya.
Kau tahu? ayah itu istimewa. Ia memiliki kelebihan yang jarang ditemukan dalam diri orang lain. Akupun tidak. Ya mungkin tidak perlu kujelaskan akan hal itu.
Dan satu lagi anugerah hidupku sepanjang masa. Ibu. wanita yang kuat didunia ini. Wanita memang makhluk kuat yang Allah ciptakan bahkan jika laki-laki merasakan apa yang wanita rasakan aku yakin mereka pasti sudah mengakhiri hidupnya saat itu juga. Dan seorang ibu, wanita dengan segala kelembutan hatinya yang Allah titipkan untuk dijaga perasaannya. Bahkan seorang ibu bisa menjadi wanita pemberani untuk melindungi segala hal yang memang harus dilindunginya. Seorang ibu akan mengeluarkan semua keberaniannya bahkan melebihi keberanian seorang ayah jika memang itu dibutuhkan. Dan itulah yang aku lihat dari sosok ibuku. Wanita tegar, dan wanita yang hebat. Ibu mampu menerima segala kekurangan ayah, aku yakin wanita lain pasti sulit melakukan hal yang sama seperti ibu, tapi itulah ibuku.
Saat ini— jika mengingat semua hal tentang ayah dan rasa sakitnya—hanya untuk saat ini saja aku merasa jantungku berhenti berdetak, tenggorokanku seakan tercekat dan mataku seperti menolak menahan air mata yang sudah ingin melompat dari sana. Aku ingin menangis menjerit-jerit. Ingin menolak bantahan akal sehatku, ingin melakukan sesuatu yang berlawanan dengan sifatku. Tapi sekali lagi, karena mereka aku bertahan. Kau tahu kan, seseorang yang sedang sekarat sekalipun masih bisa bertahan seratus kali diluar batas kemampuannya hanya untuk orang yang dikasihinya? Ya mungkin seperti itulah yang kurasakan seperti saat ini.
Sayangi mereka, seperti mereka menyayangimu. Jagalah mereka, seperti mereka menjagamu. Percayalah, kedua orangtuamu adalah hadiah terhebat yang Allah berikan untukmu sepanjang perjalanan hidupmu.
~Nabila Fauziah Akbar~
Langganan:
Postingan (Atom)