Translate

Sabtu, 02 Agustus 2014

Aku Bertahan

Aku benar-benar merasakannya lagi. berkah yang tiada henti membanjiri kehidupan keluarga kami .. dan aku bersyukur atas rahmat-Nya.

Setiap saat aku meyakinkan diri bahwa Allah memang telah memberikan aku seorang ayah terbaik didunia—setidaknya untukku.

Seorang ayah dengan segala kebaikan hati, kesabaran, ketabahan, kesetiaan, dan memiliki kasih sayang yang merata pada dua orang putrinya. Seorang ayah yang dengan pengetahuannya mendidik anak-anaknya. Seorang ayah yang dengan jiwa besarnya menerima segala perbedaan diantara anak-anaknya. Seorang ayah yang ... yang sangat luar biasa.

Maha Besar Allah yang sudah mengirimkan penenang dalam setiap tutur kata ayah bagiku. Masih banyak sikap yang harus kubenahi setiap harinya dan perasaan ini yang membuatku terus menerus untuk selalu mengingatkan diri bahwa aku masih mempunyai kedua orangtua yang harus kupatuhi dan kudengar nasihatnya.

Tidak mudah mendapat seorang ayah seperti ayah, kenyataan itu sangat membuatku seakan terlahir seperti anak yang istimewa didunia ini. Sungguh.

Ayah yang tengah kupandangi saat ini adalah sosok teladan yang harus kami contoh sebagai anaknya.

Kau tahu? ayah itu istimewa. Ia memiliki kelebihan yang jarang ditemukan dalam diri orang lain. Akupun tidak. Ya mungkin tidak perlu kujelaskan akan hal itu.

Dan satu lagi anugerah hidupku sepanjang masa. Ibu. wanita yang kuat didunia ini. Wanita memang makhluk kuat yang Allah ciptakan bahkan jika laki-laki merasakan apa yang wanita rasakan aku yakin mereka pasti sudah mengakhiri hidupnya saat itu juga. Dan seorang ibu, wanita dengan segala kelembutan hatinya yang Allah titipkan untuk dijaga perasaannya. Bahkan seorang ibu bisa menjadi wanita pemberani untuk melindungi segala hal yang memang harus dilindunginya. Seorang ibu akan mengeluarkan semua keberaniannya bahkan melebihi keberanian seorang ayah jika memang itu dibutuhkan. Dan itulah yang aku lihat dari sosok ibuku. Wanita tegar, dan wanita yang hebat. Ibu mampu menerima segala kekurangan ayah, aku yakin wanita lain pasti sulit melakukan hal yang sama seperti ibu, tapi itulah ibuku.

Saat ini— jika mengingat semua hal tentang ayah dan rasa sakitnya—hanya untuk saat ini saja aku merasa jantungku berhenti berdetak, tenggorokanku seakan tercekat dan mataku seperti menolak menahan air mata yang sudah ingin melompat dari sana. Aku ingin menangis menjerit-jerit. Ingin menolak bantahan akal sehatku, ingin melakukan sesuatu yang berlawanan dengan sifatku. Tapi sekali lagi, karena mereka aku bertahan. Kau tahu kan, seseorang yang sedang sekarat sekalipun masih bisa bertahan seratus kali diluar batas kemampuannya hanya untuk orang yang dikasihinya? Ya mungkin seperti itulah yang kurasakan seperti saat ini.

Sayangi mereka, seperti mereka menyayangimu. Jagalah mereka, seperti mereka menjagamu. Percayalah, kedua orangtuamu adalah hadiah terhebat yang Allah berikan untukmu sepanjang perjalanan hidupmu.


~Nabila Fauziah Akbar~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar